Rabu, 07 Mei 2014

BIOTEKNOLOGI MIKROBA UNTUK PERTANIAN ORGANIK



 Sistem Pertanian Dengan pendekatan Bio Teknologi Mikroba adalah konsep dasar dalam rangka peningkatan kesuburan tanah dengan mengaktifkan sekaligus meningkatkan mikroba tanah, konsep ini adalah awal bagaimana menyeimbangkan hubungan hara, tanah, dan tanaman


Filosofi yang mendasari pertanian organik adalah mengembangkan prinsip-prinsip utama yaitu memberi makanan pada tanah selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk tanaman (feeding the soil that feeds the plant), dan bukan memberikan makanan langsung ke tanaman. Dengan istilah lain membangun kesuburan tanah. Strateginya adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos, dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah

Alasan kesehatan dan kelestarian alam menjadikan pertanian organik sebagai salah satu alternatif pertanian modern. Pertanian organik mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari input bahan sintetik, baik berupa pupuk, herbisida, maupun pestisida sintetik. Namun, petani sering mengeluhkan hasil pertanian organik yang produktivitasnya cenderung rendah dan lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Masalah ini sebenarnya bisa diatasi dengan memanfaatkan bioteknologi berbasis mikroba yang diambil dari sumber-sumber kekayaan hayati.

Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, seperti bakteri, aktinomicetes, fungi, protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungan bagi pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, re-cycling hara tanaman, fiksasi biologis nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen dan membantu penyerapan unsur hara. Bioteknologi berbasis mikroba dikembangkan dengan memanfaatkan peran-peran penting mikroba tersebut.
Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba lignoselulolitik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman. Mikroba biodekomposer unggul tersebut mampu mempercepat proses pengomposan menjadi hanya sekitar 1-2 minggu. Mikroba akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos. Ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikroba akan berperan untuk mengendalikan organisme patogen penyebab penyakit tanaman.
Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupun penyerapan unsur hara bagi tanaman. Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K) seluruhnya melibatkan aktivitas mikroba. Hara N tersedia melimpah di udara. Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman. N harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula yang hidup bebas. Mikroba penambat N simbiotik antara lain Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan ( leguminose ). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.

Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat (P) dan kalium (K). Tanah pertanian kita umumnya memiliki kandungan P cukup tinggi (jenuh). Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman, karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.

Kelompok mikroba lain yang juga berperan dalam penyerapan unsur P adalah Mikoriza yang bersimbiosis pada akar tanaman. Setidaknya ada dua jenis mikoriza yang sering dipakai untuk biofertilizer, yaitu: ektomikoriza dan endomikoriza. Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu tanaman yang bermikoriza umumnya juga lebih tahan terhadap kekeringan. Contoh mikoriza yang sering dimanfaatkan adalah Glomus sp dan Gigaspora sp.

Beberapa mikroba tanah mampu menghasilkan hormon tanaman yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Hormon yang dihasilkan oleh mikroba akan diserap oleh tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih besar. Kelompok mikroba yang mampu menghasilkan hormon tanaman, antara lain: Pseudomonas sp dan Azotobacter sp.
Mikroba-mikroba bermanfaat tersebut diformulasikan dalam bahan pembawa khusus dan digunakan sebagai biofertilizer. Hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa biofertilizer setidaknya dapat mensuplai lebih dari setengah kebutuhan hara tanaman. Biofertilizer yang tersedia di pasaran antara lain: Rhiphosant, Kamizae, OST dan Simbionriza.

PENYEBAB KERUSAKAN TANAH



Rusaknya Tanah dapat disebabkan oleh Beberapa Faktor, antara lain adalah:

1.    Faktor Kerusakan Hutan
Hutan yang rusak dapat berakibat pada kurangnya daya serap tanah serta mengurangi kemampuan tanah dalam menyimpan air, sehingga mengakibatkan tanah mudah mengalami erosi.

2.    Faktor Erosi
Penyebab terjadinya pergerakan/pergeseran tanah yang terbesar adalah air hujan,  sepertitanah labil yang beradada di pinggiran sungai jika tertimpa hujan lebat akan lepas dan terbawa ke sungai. Erosi dapat juga dikatakan pengikisan atau kelongsoran, yang merupakan proses penghanyutan tanah oleh dorongan kekuatan air atau angina, baik yang terjadi secara alamiah maupun diakibatkan oleh perbuatan manusia.

3.    Faktor Hilangnya Unsur Hara dan Bahan Organik Lainnya dari Daerah Perakaran
Hilangnya unsur hara atau bahan organik lainnya dari daerah perakaran terjadi karena tanaman mengambil unsur hara dan bahan organik lainnya tersebut secara berlebihan tanpa diimbangi dengan pemasukan (pemupukan). 

4.    Faktor Tersingkapnya Unsur Beracun ke Daerah Perakaran
Unsur hara yang mengalami proses oksidasi-reduksi dalam tanah dapat berubah menjadi unsur yang dapat menguap ke udara. Unsur yang awalnya tidak berbahaya dapat berubah menjadi senyawa yang dapat mematikan tanaman. Mineral Pirit (FeS2) yang berada di lapisan bawah tanah gambut dapat teroksidasi bila didrainase secara berlebihan, sehingga meracuni akar tanaman.

5.    Faktor Terkumpulnya Garam di Daerah Perakaran (Salinisasi).


6.  Faktor Penjenuhan Tanah oleh Air (Waterlogging).

Genangan air sangat berpengaruh buruk terhadap perakaran tanaman karena menghambat sirkulasi udara ke dalam tanah yang menyebabkan kekurangan udara. Keadaan kekurangan udara selanjtnya akan mengakibatkan perubahan keseimbangan hara tanah dan mikroba di sekitar perakaran, sehingga akan berdampak buruk terhadap kesuburan tanah dan dapat mengubah sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam menjaga stabilitas agregat tanah. Kekurangan udara akan nyebabkan penurukan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara.

KONDISI TANAH PERTANIAN di INDONESIA


Kondisi yang memprihatinkan tanah di Indonesia khususnya dipulau jawa karena kondisi kandungan C-Organic sudah sangat rendah, rata rata kurang dari 2% padahal kondisi yang seharusnya adalah 5%.

Kondisi tanah yang bagus terdiri dari udara 25%, Bahan Organik 5%, Air 25%, mineral 45%.
Kondisi kandungan C-organik lahan pertanian kita yang sangat rendah karena akibat dari lahan lahan yang dikelola secara intensif tanpa memperhatikan kelestarian kesehatan tanah (tanpa usaha pengembalian bahan organic ke dalam tanah.

Hal ini menjadi salah satu sebab terjadinya pelandaian produktivitas meskipun jenis dan dosis pupuk kimia ditingkatkan, karena tanah telah menjadi SAKIT.

Bahan organic tanah merupakan bagian dari tanah dan mempunyai fungsi yaitu:
Meningkatkan kesuburan tanah dan menyediakan micro hara dan factor-faktor pertumbuhan lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk kimia (anorganik) tanah dengan bahan organic yang rendah, mempunyai daya daya sangga hara yang rendah, sehingga pemupukan kurang efisien.
Tanah yang subur mengandung bahan organic sekitar 3 – 5 %.

TANAH adalah salah satu tempat atau media untuk kehidupan tanaman. Tanah terdiri dari lapisan bumi paling luar yang berasal dari pelapukan batuan induk yang mempunyai kedalaman dan karakter yang berbeda beda. Sedangan bahan organic tanah merupakan hasil dari pelapukan sisa sisa tanaman dan atau binatang yang bercampur dengan bahan mineral lain didalam tanah pada lapisan atas tanah, yang mempunyai fungsi yaitu:

1. Fisika : memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi tanah, meningkatkan daya penyangga air tanah, menekan laju erosi.

2. Kimia : menyangga dan menyediakan hara tanaman, meningkatkan efisiensi pemupukan, menetralkan sifat racun Al dan Fe.

3. Biologi : sumber energi bagi jasad renik / microba tanah yang mampu melepaskan hara bagi tanaman.

4. Bahan organic tanah merupakan penyangga biologis tanah yang mampu menyeimbangkan hara dalam tanah dan menyediakan hara bagi tanaman secara efisien. Bahan organic adalah bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang atau unggas pupuk hijau dll. Pada umumnya bahan organic mempunyai C/N rasio tinggi (besar dari 30), sehingga bila digunakan langsung pada lahan pertanian akan mengganggu pertumbuhan tanaman karena terjadi proses fermentasi dalam tanah. (sumber: petroganik.wordpress.com)
S A L A M   K E N A L

Sekilas tentang TATAG AGROTECH SELARAS

Tatag Agrotech Selaras adalah kegiatan usaha yang bergerak di bidang distribusi Pupuk Hayati (Bio Fertilizer), Bibit Tanaman Buah Unggul (Nursery), Supplier Alat Teknik Pertanian/Perkebunan, Landscaping, Konsultasi Peningkatan Produktifitas Lahan dan Tanaman dan Teknologi Peningkatan Produktifitas Lahan dan Tanaman.

VISI

PEMANFAATAN TEKNOLOGI PERTANIAN DALAM MENGEMBANGKAN PERTANIAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

MISI
  1. Meningkatkan Produktivitas Lahan dan Tanaman
  2. Mengembangkan dan Memanfaatkan Green Technology
  3. Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat
TUJUAN

HIJAU NEGERIKU, SUBUR BANGSAKU DAN MAKMUR RAKYATKU